26.1.13

Selamat Tanggal 25

Ibuku tersayang,
Selamat ulang tahun, selamat bertambah banyak angka di usiamu. Cium cium yang banyak untukmu.

Ibu, tahun ini tahun pertama kau berulang tahun tanpa ibumu lagi, tanpa ada eyang yang ternyata masih mengingat harimu, juga hariku meski lupa hal lainnya.

Apakah ibu tahu? Ketika melihatmu kehilangan ibumu. Aku takut jika posisimu saat itu adalah aku. Aku tidak mau kehilanganmu, ibu terbaikku. Ya, apapun dan bagaimana pun dirimu, kau tetap akan menjadi ibu terbaikku meski tak pernah kau dengar itu langsung dari bibirku. Kau tahu aku, kau kenal aku yang tak sekalipun pernah berekspresi melalui lisan seraya menatap matamu. Tapi yakinlah, segala yang kulakukan dalam hidupku adalah demi kebanggaanmu memiliki aku.

Ibu, terima kasih kini kau sudah semakin mendukungku dengan segala hal yang kulakukan. Dukunganmu meringankan langkahku menuju impianku. Aku ingin berbuat banyak untuk orang lain dengan kemampuan yang kumiliki dan percayalah aku tidak lupa dengan diriku sendiri untuk memberikanmu menantu. Lalu cucu. Tapi mungkin bukan sekarang. Aku masih ingin menggapai awan dan melihat dunia. Mohon restunya.

Jaga kesehatanmu selalu. Jangan semua ingin kau selesaikan sendiri.

Salam sayang penuh cinta selamanya,
Mbak Ika
Anak sulung yang akan membuatmu bangga!

24.1.13

Selamat (akan) Menikah

Sahabat baikku berpipi lucu,
Terima kasih ya sudah mendampingiku beberapa tahun ini serupa bintang. Tak selalu terlihat tapi kuyakin kamu selalu ada buatku. Dalam berbagi tawa dan air mata. Menjadi pendengar yang membiarkan aku menangis lega. Menangis keras diringi amarah seperti hujan yang menggelegar.

Kini aku turut bahagia melihat tawa dan sinar matamu kembali berbinar. Mungkin memang benar kau sudah bertemu jodohmu yang tak disangka. Kukatakan mungkin karena aku belum melihat dengan mataku sendiri lelakimu mengucap janji di hadapan Tuhan. Mungkin nanti aku akan menjadi saksi bersama puluhan pasang mata dan hati.

Maafkan aku kini belum saja sempat membantu apapun. Sahabat macam apa aku?! Tapi yakinilah aku mengirim berkarung doa dengan air mata haru sesekali. Aku ingin kau bahagia selalu bersamanya. Hingga tua menjelang bersama banyak keturunan.

Selamat (akan) menikah di pertambahan usiamu nanti. Aku sudah menyiapkan segalanya untuk menyambut hari itu. Ikut berbahagia bersamamu.

Salam sayang,
Kunang-kunang

19.1.13

Selamat Mencapai 61

Bapakku sayang, lelaki kebanggaanku.
Hari ini angka 1 membuat ganjil angka pada umurmu tapi kau masih menggenapkan hidupku hingga kini. Ya, hingga kini kau masih saja menjadi satu-satunya lelaki tampan di hidupku. Belum ada pengganti dan takkan terganti. Semoga kau tidak pernah bosan.


Bapak, adakah lelaki lain sepertimu? Yang suatu saat kan kupuja dan tak ragu kuberbakti padanya. Yang setia meski harus bersahabat dengan jarak dan waktu. Yang memiliki keberanian untuk menggenggam tanganmu saat mengucap sumpah. Bapak, kenalkan aku padanya jika engkau bertemu dengan lelaki yang ketika kau melihatnya seakan bercermin.

Bapak, kuharap kau tak pernah cemburu, ketika aku mulai mencari dan harus segera menemukan sosok selain dirimu. Aku ingin dapat menemukan sosok yang sama sepertimu. Semoga Tuhan menciptakannya dua. Yang memang hanya tercipta untuk ibu dan aku.

Bapak, selamat mencapai 61 dan jangan terlalu mencemaskan aku. Doamu untukku sudah lebih dari kemewahan yang ada. Doaku untukmu di hari ulang tahunmu, semoga Tuhan masih melimpahkan kesehatannya padamu untuk menemaniku hingga waktu yang lama.


Peluk erat penuh sayang dan cinta yang banyak...
Mbak Ika, anak sulung yang masih terus ingin membuatmu tersenyum bangga.

Malam Ulang Tahun

Bapakku tersayang yang tampan.

Selamat tanggal 19, pak....
Malam menuju harimu di tanggal 20. Bagaimana perasaanmu hari ini? Apakah dirimu menghitung waktu menyambut datangnya harimu? Seperti yang (masih saja) aku lakukan saat menyambut hariku.


Bapak, terima kasih atas senyuman tulusmu dalam menanggapi cerita-ceritaku sepulang kerja yang lelah. Tatapan mata teduhmu menunjukkan kau mendukungku sepenuhnya, meski aku menceritakan tentang kegagalan. Semoga dengan besok bertambah banyaknya jumlah tahun pada usiamu, kau masih punya banyak kekuatan menemaniku hingga waktu yang masih sangat lama.

Bapak, menyambut harimu, sebenarnya hari ini aku dan ibu merencanakan membeli kue tart besar khas ulang tahun. Tapi kau pun tahu, kalau nanti pada akhirnya hanya aku yang sibuk menghabiskan. Besok apa bapak mau makan ayam goreng Kabayan kesukaan? Aku yang traktir :)

Pak, surat ini masih bersambung. Besok aku akan ucapkan selamat atas usiamu.
Salam sayang bukan kepalang,
Anak sulungmu yang amat bangga padamu.

16.1.13

Surat Titipan

Sekedar prolog, surat ini hanyalah surat titipan. Si perempuan ingin cerita tapi apa daya, sulit mengungkap kata.

Dan surat ini adalah sebuah cerita.

...........

Dear Akang tersayang,
Ini Uni mau cerita, kata-katanya minjem kata-kata Kika. Semoga bisa menyampaikan isi hati dan pikiran di kepala.


Akang lagi apa? Pasti lagi mikirin Uni atau jangan-jangan udah nungguin Uni di depan tempat kerja.
Akang, makasih ya udah setia sama Uni. Setia nungguin Uni yang hanya mau pulang kerja kalau semua teman udah pada pulang. Setia ngejemputin Uni hujan-hujan dan nungguin berjam-jam. Uni suka (pura-pura) ga peduli padahal kalau akang tau Uni suka senyum-senyum sendiri karena happy.


Akang, sebentar lagi perjalanan masa depan kita akan dimulai. Terima kasih ya sudah melamar Uni pasca kisah patah hati yang bikin hati berkeping kembali utuh. Sejujurnya, Uni awalnya ragu sama akang. Tapi melihat perjuangan akang, Uni tahu kalau akang bukan sekedar pangeran tampan tapi akang adalah ksatria dengan perisai gemerlapan. Sampai akang (akhirnya) merelakan motor hilang saat malam mingguan dicuri orang di depan rumah Uni.

Akang, kejadian kita jatuh dari motor berdua dulu hingga kita dirawat di rumah sakit berdampingan membuat Uni sadar bahwa kita sudah siap berdampingan dalam suka dan duka. Agak berlebihan memang tapi itu yang Uni rasakan. Kita sudah berbagi jas hujan bersama, jatuh mencium aspal berdua, menembus hujan seraya tertawa, semuanya membuat Uni bahagia. Semoga kejadian itu merupakan gambaran dari kehidupan kita sesungguhnya. Menjalani suka duka bersama, menangis dan tertawa bersama. Lebay yah kang! Memang. Karena perasaan Uni ke akang ga bisa diirit-irit, boros.

Akang, hatur nuhun ah!
Tos cekap Uni curhat. Semoga akang selamat dalam perjalanan menuju hati Uni yang lebih dalam. Nanti kalau akang sudah sampai, kita lanjutkan perjalanan bersama dengan bergandengan tangan menuju masa depan.


Sekian dan salam sayang.
Perempuan cantiknya akang.

Runi

.........

Sekian surat titipan. Semoga Uni dan akang selalu diselimuti kebahagiaan. Aamiin.