6.2.12

Surat Untuk Wilma

Bandung, 6 Februari 2012


Halo Wilma (yang kece),
Sudah berapa lama kita kenal ya? Rasanya belum lama, tapi apa kamu tahu kalau aku bisa merasa nyaman curhat padamu walau kita belum lama kenal. Entah ya, atau mungkin karena usia kita sama dan kisah kita serupa? Mungkin.


Wilma, aku bisa merasakan kecewa yang kamu rasakan, rasanya mungkin serupa dengan kecewaku. Kita menitipkan harapan pada seseorang yang kemudian dihempaskan tanpa ampun saat sudah membumbung tinggi. Tapi sudahlah, semoga suatu saat kita akan mendapatkan hikmahnya, meski entah kapan. Meski terdengar sangat klise. Kita dijauhkan dari hal yang (menurut Tuhan) buruk, dengan cara yang (menurut kita) buruk dan menyakitkan. Tapi menurutku, mereka yang menghempas kita sangat kurang beruntung dengan meninggalkan kita. Pasti.


Wilma, mau tahu pendapatku tentang kamu? Menurutku kamu adalah pribadi yang penuh semangat, kreatif dan selalu ceria. Ya, meski rautmu sedikit berbeda ketika dirudung kecewa dulu. Kamu memiliki semangat yang kuat untuk menata hati kembali, melangkah maju menuju impianmu untuk menikah di tahun ini. Jujur, aku masih sulit seperti itu. Ingin rasanya bisa sepertimu. Tapi kini aku ingin mencari kebahagiaanku dengan jalan dan cara yang lain.Untuk sementara ini tentunya. Tidak selamanya.


Wilma, terima kasih ya, sudah membuat aku jadi bercermin dengan diriku sendiri. Membuatku berpikir untuk semangat lagi menata hati dan tidak berlarut-larut dalam pilu. Ya, aku memang tidak tahu persis isi hatimu, tapi aku merasa dirimu lebih kuat dibandingkan aku dan aku sedikit mencontoh dirimu. Semangatmu. Terima kasih ya...




Tetap semangat Wilma,
Salam sayang,
Aku, yang bercermin padamu
@hotarukika

1 komentar: