21.1.12

Surat Ulang Tahun Lelaki Tampan

Cihanjuang, 20 Januari 2012


Bapak sayang,
Hari ini aku merasa pilu. Maaf, hingga hari ulang tahunmu yang genap 60 tahun, aku belum banyak berbuat apa-apa. Maaf kalau bapak bosan mendengarnya. Tapi aku merasa, hingga kini aku belum mampu membuatmu bahagia. 


Bapak, di hari ulang tahunmu tahun ini, kau tidak ada di sisiku. Selamat ulang tahun, pak... Semoga bapak selalu diberikan kesehatan dan semakin dekat dengan Tuhan. Di hari ulang tahunmu kini, aku memohon pada Tuhan agar aku dapat menghadiahimu pengganti dirimu sebagai penjaga aku yang lebih baik dari sebelumnya, secepatnya. Entah bagaimana caranya, aku menyerahkannya pada Tuhan. Aku tahu, pasti tak ada yang sehebat dirimu dalam menjaga aku, namun aku harus segera mencari pengganti dirimu bukan karena aku bosan tapi agar kau bisa lebih menikmati masamu di usia yang semakin banyak.


Bapak, aku menangkap raut sedih dan kecewamu ketika aku mengalami kegagalan lagi dan lagi. Aku menangkap wajah murungmu ketika sendiri selepas aku ditinggalkan orang yang aku anggap bisa membahagiakan aku di masa depan. Maafkan aku bapak, aku belum juga mampu memberimu cucu yang lucu bahkan mendapatkan menantu baik untukmu pun aku belum mampu. Tapi, bapak tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja. Aku bisa mendapatkan rasa bahagiaku sementara ini dengan cara yang lain.

Bapak, jangan terlalu mengkhawatirkan aku, jangan terlalu banyak memikirkan kebahagiaanku. Peluk saja aku dan beri aku kepercayaan diri untuk kembali memulai hari. Maafkan aku pernah memaksamu untuk merestui aku dengan pejuang kecilku dulu. Maafkan aku karena pada akhirnya aku sendiri yang kena batunya menerima pengkhianatannya. Aku akan lebih banyak belajar darimu. Melihat sosok setia sepertimu. Melihat pejuang hebat sepertimu. Tidak lagi sekedar percaya kata manis di luaran sana.


Di hari ulang tahunmu, aku memohon maaf padamu karena aku mulai sering menghindar tatapan matamu. Ya, aku hanya takut kau menangkap raut kesedihan yang akhir-akhir ini terpancar dari mataku. Aku malu atas kekerasan kepala dan juga hatiku. Maaf.


Bapak, jaga selalu kesehatan. Jangan curi-curi minum kopi. Jaga hati tetap tenang ketika menyetir mobil.


Salam sayang selalu,
Aku, anak perempuan sulungmu yang sangat mencintaimu.


Foto setahun lalu, waktu kau 'keukeuh' ingin makan Lomie ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar